Dalam hadis disebutkan, “Allah mengutus Nabi Muhammad pada usia 40 tahun.”
Ibnu Hajar berkata, “Hadis ini dapat sesuai jika menurut pendapat bahwa
Nabi Muhammad diutus di bulan bulan yang sama dengan bulan kelahirannya.”
Bulan apa Nabi ‘alaihissalatu wassalam dilahirkan?
Rabi’ul Awwal.
Ya, benar.
Hadis ini dapat sesuai jika menurut pendapat bahwa Nabi diutus di bulan kelahirannya.
Pendapat yang masyhur dari jumhur ulama bahwa Nabi dilahirkan di bulan Rabi’ul Awwal.
Pendapat ini mengatakan bahwa beliau dilahirkan di bulan Rabi’ul Awwal, dan diutus menjadi Rasul di bulan Ramadan.
Dengan demikian, ketika diutus beliau berusia 40,5 tahun
atau 39,5 tahun.
Ulama yang berpendapat 40 tahun, berarti ia menggugurkan setengah tahun lebihnya atau membulatkan kurangnya.
Yakni jika umur beliau saat itu 40,5 tahun, berarti ia menggugurkan setengah tahun lebihnya.
Jika umur beliau 39,5 tahun, berarti ia membulatkan kurangnya.
Namun, al-Mas’udi dan Ibnu Abdul Barr berpendapat bahwa Nabi diutus pada bulan Rabi’ul Awwal.
Berdasarkan pendapat ini, maka Nabi berusia 40 tahun penuh ketika diutus.
Nabi diutus pada bulan Rabi’ul Awwal.
Bagaimana bisa keluar pendapat ini?
Padahal turunnya al-Quran di bulan Ramadan.
“Bulan Ramadan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) al-Quran
sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan petunjuk itu serta pembeda.” (QS. Al-Baqarah: 185)
Apakah ini dapat sesuai 40 tahun jika kita katakan beliau diutus pada bulan Rabi’ul Awwal?
Berapa bulan jarak antara bulan Rabi’ul Awwal dengan Ramadan?
Enam bulan.
Saya katakan pendapat ini dapat sesuai
jika kita katakan bahwa beliau diutus enam bulan sebelum bulan Ramadan,
yaitu pada bulan Rabi’ul Awwal, bulan kelahiran beliau ‘alaihissalatu wassalam.
Lalu selama enam bulan tersebut
belum ada wahyu yang diturunkan kepada beliau.
Namun, hanya sekedar mimpi yang benar,
selama enam bulan.
Kemudian setelah itu baru diturunkan wahyu pada bulan Ramadan.
Tidaklah dulu Nabi melihat mimpi melainkan mimpi itu datang seperti tersingkapnya cahaya subuh.
Pendapat ini sesuai jika kita katakan periode mendapatkan mimpi berlangsung selama 6 bulan
dari seluruh periode turunnya wahyu selama 23 tahun.
Perbandingan 6 bulan dari 23 tahun adalah
satu banding berapa?
Satu banding empat puluh enam (1:46)
Maka dari itulah diriwayatkan dalam hadis bahwa mimpi yang benar itu adalah satu bagian
dari 46 bagian.
Dengan demikian, riwayat dari hadis Anas dapat kita sesuaikan.
Hadis ini sebagaimana kita dengar, berada dalam Shahihain.
====
فِي الْحَدِيثِ يَقُولُ بَعَثَهُ اللهُ عَلَى رَأْسِ أَرْبَعِينَ
قَالَ ابْنُ حَجَرٍ هَذَا إِنَّمَا يَتِمُّ عَلَى الْقَوْلِ بِأَنَّهُ
بُعِثَ فِي الشَّهْرِ الَّذِي وُلِدَ فِيهِ
فِي أَيِّ شَهْرٍ وُلِدَ عَلَيْهِ الصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ؟
رَبِيْعُ الْأَوَّلُ
نَعَمْ
هَذَا إِنَّمَا يَتِمُّ عَلَى الْقَوْلِ بِأَنَّهُ بُعِثَ فِي الشَّهْرِ الَّذِي وُلِدَ فِيهِ
وَالْمَشْهُورُ عِنْدَ الْجُمْهُورِ أَنَّهُ وُلِدَ فِي شَهْرِ رَبِيعِ الْأَوَّلِ
وُلِدَ فِي شَهْرِ رَبِيعِ الْأَوَّلِ وَأَنَّهُ بُعِثَ فِي شَهْرِ رَمَضَانَ
فَعَلَى هَذَا يَكُونُ لَهُ حِينَ بُعِثَ أَرْبَعُونَ سَنَةً وَنِصْفٌ
أَوْ تِسْعٌ وَثَلَاثُونَ وَنِصْفٌ
فَمَنْ قَالَ أَرْبَعِينَ أَلْغَى الْكَسْرَ أَوِ الْجَبْرَ
يَعْنِي إِنْ كَانَ لَهُ أَرْبَعُونَ وَنِصْفٌ أَلْغَى الْكَسْرَ
وَإِنْ كَانَ تِسْعٌ وَثَلَاثُوْنَ وَنِصْفٌ جَبَرَ الْكَسْرَ
لَكِنْ قَالَ الْمَسْعُودِيُّ وَابْنُ عَبْدِ الْبَرِّ أَنَّهُ بُعِثَ فِي شَهْرِ رَبِيعِ الْأَوَّلِ
فَعَلَى هَذَا يَكُونُ لَهُ أَرْبَعُونَ سَنَةً سَوَاءً
بُعِثَ فِي شَهْرِ رَبِيعِ الْأَوَّلِ
كَيْفَ يُقَالُ مِثْلُ هَذَا؟
وَنُزُولُ الْقُرْآنِ عَلَيْهِ فِي رَمَضَانَ
شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْآنُ
هُدًى لِلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِنَ الْهُدَى وَالْفُرْقَانِ
يُمْكِنُ أَنْ يَسْتَقِيمَ هَذَا؟ نَقُولُ بُعِثَ رَبِيعَ الْأَوَّلِ؟
كَمْ بَيْنَ رَبِيعِ الْأَوَّلِ وَرَمَضَانَ؟
سِتَّةُ أَشْهُرٍ
أَقُولُ يَتَّجِهُ هَذَا الْقَوْلُ
إِذَا قُلْنَا إِنَّهُ بُعِثَ قَبْلَ رَمَضَانَ بِسِتَّةِ أَشْهُرٍ
فِي رَبِيعٍ فِي شَهْرِ وِلَادَتِهِ عَلَيْهِ الصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ
وَكَان خِلَالَ هَذِهِ الْأَشْهُرِ السِّتَّةِ
لَمْ يَنْزِلْ عَلَيْهِ فِيهَا شَيْءٌ
بَلْ كَانَ ذَلِكَ بِمُجَرَّدِ الرُّؤْيَا الصَّادِقَةِ
لِمُدَّةِ سِتَّةِ الْأَشْهُرِ
ثُمَّ أُنْزِلَ عَلَيْهِ بَعْدَ ذَلِكَ فِي رَمَضَانَ
كَانَ لَا يَرَى رُؤْيَا إِلَّا جَاءَتْ مِثْلَ فَلَقِ الصُّبْحِ
وَيَتَّجِهُ هَذَا إِذَا قُلْنَا إِنَّ الرُّؤْيَا مُدَّتُهَا سِتَّةُ أَشْهُرٍ
مِنْ مُدَّةِ الْوَحْيِ الثَّلَاثِ وَالْعِشْرِينَ سَنَةً
نَعَمْ نِسْبَةُ سِتَّةِ أَشْهُرٍ إِلَى الثَّلَاثِ وَالْعِشْرِينَ
وَاحِدٌ عَلَى أَيْش؟
سِتَّةٍ وَأَرْبَعِينَ سِتَّةٍ وَأَرْبَعِينَ
وَلِذَا جَاءَ فِي الْحَدِيثِ الصَّحِيحِ أَنَّ الرُّؤْيَا الصَّالِحَةَ جُزْءٌ
مِنْ سِتَّةٍ وَأَرْبَعِينَ جُزْءًا
وَعَلَى هَذَا يُمْكِنُ تَوْجِيهُ مَا جَاءَ فِي حَدِيثِ أَنَسٍ
وَالْحَدِيثُ كَمَا سَمِعْنَا فِي الصَّحِيحَيْنِ